Kamis, 04 Juni 2015

Kolektor dan Pelestari Kebaya Indonesia


http://penjahitkebayamodernjogja.blogspot.com/
0822 4335 7627 (Telkomsel) BBM: 75A056C5

Kebaya sangat identik dengan Mien Uno. Koleksi kebaya miliknya, merupakan rancangan sejumlah desainer Indonesia. Beragam kebaya dari berbagai daerah di Tanah Air dimilikinya. Perempuan yang akrab disapa Mien itu mengaku sangat hobi dengan kebaya demi melestarikan budaya Indonesia. Dia juga mengatakan, warga negara asing sangat menyukai kebaya.

Itu dibuktikan dengan buku yang berjudul ’Kebayaku’ yang jadi koleksi di Library of Congress, Washington DC, Amerika Serikat. ”Orang asing bukan hanya tertarik dengan kebaya tapi juga budaya Indonesia,” kata Mien juga. Karena itu, dia berharap Kebaya jadi ikon Indonesia. Sama halnya dengan negara lain yang terkenal dengan busana tradisionalnya.

Semisal Jepang dengan baju Kimono, Tiongkok dengan cheongsam, Korea dengan baju hanbok, dan India dengan baju sarinya. ”Kebaya Indonesia dapat menjadi identitas bangsa. Hingga kini dikenal hingga luar negeri,” terangnya. Mien juga mengaku tidak hafal jumlah kebaya yang dikoleksinya.

”Semua kebaya itu asli rancangan desainer Indonesia. Bahkan ada pula perancangnya yang sudah tiada,” ujarnya juga. Mien mengaku koleksi busananya terbanyak dirancang oleh Ramli, Marga Alam, Edward Hutabarat, Didiet Maulana, Chossy Latu dan banyak lagi Mien juga menginginkan agar kebaya menjadi inspirasi banyak orang dan jadi ciri khas identitas bangsa Indonesia. ”Tampil dengan kebaya meskipun didesain modern tidak akan meninggalkan pakem,” ungkapnya juga.
Bercerita sedikit tentang bukunya ’Kebayaku”, Mien mengaku dalam buku itu ada sejarah kebaya. Kisah kebaya dari setiap generasi mulai yang tradisional hingga modern tertulis dalam buku tersebut. Selain itu memiliki beragam kebaya, Mien juga mengaku mengoleksi banyak kain tradisional.

Seperti kain batik, songket, tenun yang juga dirancang secara tradisional. Berbagai kain tradisional koleksinya itu berasal dari berbagai daerah. Seperti Jogjakarta, Pekalongan dan Garut. Mien memang aktif sejak 1970 dalam Himpunan Pecinta Kain Tenun dan Batik. Perempuan kelahiran Indramayu, 23 Mei 1941 itu juga memimpin Lembaga Pendi_dikan Duta Bangsa dan Yayasan Mien Uno. Selain giat tampil sebagai pembicara diberbagai dialog , Mien juga sukses meraih sejumlah penghargaan.

Diantaranya Top Executive Indonesia 1993, Indonesia Women of The Year 1995, Citra Abadi Pembangunan Nasional 1996 dan masih banyak lagi penghargaan lainnya. (*)
Sumber:  indopos. co. id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar